SABAR
Allah
telah menyebutkan kata-kata sabar di sembilan puluh tempat dalam Al-Qur’an,
yang ditambahi tentang berbagai kebaikan dan derajat yang tinggi serta
menjadikan kebaikan dan derajat ini sebagai buah dari sabar.
Firman
Allah swt.,
“Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang
memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar.” (QS. As-Sajadah :
24)
“Dan telah sempurnalah perkataan Tuhanmu yang baik (sebagai janji)
untuk Bani Israil disebabkan kesabaran mereka.” (QS. Al-A’raf : 137)
“Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang
sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” QS.
An-Nahl : 96)
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan
pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az-Zumar : 10)
Tidak
ada suatu amalan untuk taqarrub kepada Allah melainkan pahalanya diukur dan
ditimbang dari kesabaran. Karena puasa itu berangkat dari kesabaran, maka Allah
berfirman, “Puasa itu bagiku dan aku memberikan pahala dari kesabaran.” Allah
telah memebrikan janji kepada orang yang sabar, bahwa dia akan termasuk dalam
golongan orang-orang yang sabar, yang tidak pernah dihimpun bagi orang selain
mereka.
Firman
Allah swt,.
“Mereka
itulah yang mendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Rabbnya, dan
mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Al-Baqarah : 157)
Ayat-ayat
yang senada ini banyak sekali. Sedangkan dalam hadits juga telah disebutkan di
dalam Ash-Shahihin, dari hadits Abu As’id r.a., dari Nabi saw., beliau bersabda,
“Tidak
seseorang diberi karunia yang lebih baik dan luas, selain dari kesabaran.” (HR.
Bukhori dan Muslim)
“Kesabaran
dalam iman itu seperti kedudukan kepala dari jasad.” (HR. Ad-Dailami)
Ketahuilah
bahwa sabar itu merupakan spesifikasi yang dimiliki manusia. Tidak mungkin
digambarkan bahwa kesabaran itu ada pada binatang, karena
kekurangan-kekurangannya dan dominasi nafsu padanya, tanpa ada sesuatu pun yang
bisa mencegah nafsu itu. Kesabaran juga tidak mungkin digambarkan pada diri
malaikat, karena kesempurnaannya. Para malaikat telah diciptakan semata karena
merindukan apa yang ada di sisi Allah, dan tidak diberi nafsu, sehingga mereka
tidak pernah membangkang apa yang datang dari sisi-Nya.
Sedangkan manusia diciptakan pada
awal mulanya dalam keadaan layaknya binatang. Yang diciptakan pada dirinya
hanyalah hawa nafsu makan yang memang sanagat dibutuhkan. Kemudian lama
kelamaan muncul nafsu untuk beriman dan kepada hiasan. Kemudian muncul nafsu
untuk menikah. Sementara ia belum memiliki kekuatan kesabaran. Jika akal
bergerak dan menjadi kuat, maka tampaklah sumber-sumber cahaya puber pada usia
puber, lalu berkembang seiring dengan perkembangannya memasuki usia baligh,
sebagaimana muncul cahaya subuh yang kemudian disusul dengan terbitnya matahari
yang tampak utuh.
Macam-macam
Sabar:
Ketahuilah
bahwa sabar itu mempunyai dua gambaran:
1.
Sabar
yang bangkit dengan fisik.
Contohnaya
adalah ketabahan memikul beban yang berat dengan badan, melakukan amalan-amalan
yang berat dari berbagai macam ibadah atau lainnya.
2.
Sabar
yang berkaitan dengan psikis dalam menghadapi hal-hal yang diminati tabiat
nafsu. Gambaran kesabaran dalam menghadapi nafsu perut dan nafsu kemaluan
disebut iffah (menjaga dari hal-hal yang hina). Sabar dalam peperangan disebut
syaja’ah (keberanian). Sabar dalam menahan amarah disebut hilm (kemurahan
hati). Sabar dalam dalam menghadapi kasusu yang mengguncangkan disebut sa’atu
shadrin (lapang dada). Sabar dalam menyimpan sesuatu disebut kitmanu sirrin
(menyembunyikan rahasia). Sabar dalam urusan kelebihan penghidupan disebut
zuhud (menahan diri dari keduniaan). Sabar dalam menerima bagian yang sedikit
disebut qanaa’ah (kepuasan).
Adab-adab
Sabar:
Adab-adab
kesabaran harus dipakai pada awal terjadinya goncangan, yang didasarkan kepada sabda
Nabi saw.,
“Sabar
itu hanya pada goncangan pertama.” (HR. Bukhori dan Muslim)
Di
antara adab sabar ialah al-istirja’ saat ditimpa musibah, yaitu mengucapkan
“Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Hal ini didasarkan kepada hadits Ummu
Salamah r.a. yang ada dalam riwayat mMuslim.
Adab
sabar yang lain ialah menenangkan anggota tubuh dan lidah serta boleh menangis.
Sebagian orang bijak berkata. “Hai yang terguncang tidak bisa mengembalikan apa
yang sudah lepas dari tangan. Tapi ringankanlah rasa kecewa.”
Diantara
tanda sabar yang baik adalah tidak menampakkan pengaruh musibah terhadap orang
yang terkena musibah, seperti yang dilakukan Ummu Sulaim, istri Abu Thalhah,
tatkala anak mereka meninggal dunia. Cerita tentang Ummu Sulaim ini sudah
masyhur di dalam “Shahih Muslim.”
Obat
Sabar:
1.
Banyak
berpuasa dan membatasi dengan sedikit makan.
2.
Memotong
segala penyebab yang membangkitkan nafsu. Nafsu itu bisa menggelagak karena
pandangan mata. Pandangan tentu dengan melibatkan mata, lalu hatilah yang
menggerakkan nafsu.
3.
Menghibur
jiwa dengan hal-hal yang mubah dari sesuatu yang pasti disenanginya, yaitu
menikah. Segala sesuatu yang diharamkan dan disenangi tabiatnya, berubah
menjadi yang pasti dibutuhkannya dalam hal-hal yang mubah.
SUMBER:
Ibnu Qudamah, Minhajul Qasidin Jalan Orang-orang yang Mendapat Petunjuk,
(Jakarta, Pustaka Al-Kautsar, 2013). hlm. 335-346.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar