Kamis, 19 November 2015

Sabar



SABAR
Allah telah menyebutkan kata-kata sabar di sembilan puluh tempat dalam Al-Qur’an, yang ditambahi tentang berbagai kebaikan dan derajat yang tinggi serta menjadikan kebaikan dan derajat ini sebagai buah dari sabar.
Firman Allah swt.,
“Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar.” (QS. As-Sajadah : 24)
“Dan telah sempurnalah perkataan Tuhanmu yang baik (sebagai janji) untuk Bani Israil disebabkan kesabaran mereka.” (QS. Al-A’raf : 137)
“Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” QS. An-Nahl : 96)
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az-Zumar : 10)
Tidak ada suatu amalan untuk taqarrub kepada Allah melainkan pahalanya diukur dan ditimbang dari kesabaran. Karena puasa itu berangkat dari kesabaran, maka Allah berfirman, “Puasa itu bagiku dan aku memberikan pahala dari kesabaran.” Allah telah memebrikan janji kepada orang yang sabar, bahwa dia akan termasuk dalam golongan orang-orang yang sabar, yang tidak pernah dihimpun bagi orang selain mereka.
Firman Allah swt,.
“Mereka itulah yang mendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Rabbnya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Al-Baqarah : 157)
Ayat-ayat yang senada ini banyak sekali. Sedangkan dalam hadits juga telah disebutkan di dalam Ash-Shahihin, dari hadits Abu As’id r.a., dari Nabi saw., beliau bersabda,
“Tidak seseorang diberi karunia yang lebih baik dan luas, selain dari kesabaran.” (HR. Bukhori dan Muslim)
“Kesabaran dalam iman itu seperti kedudukan kepala dari jasad.” (HR. Ad-Dailami)
Ketahuilah bahwa sabar itu merupakan spesifikasi yang dimiliki manusia. Tidak mungkin digambarkan bahwa kesabaran itu ada pada binatang, karena kekurangan-kekurangannya dan dominasi nafsu padanya, tanpa ada sesuatu pun yang bisa mencegah nafsu itu. Kesabaran juga tidak mungkin digambarkan pada diri malaikat, karena kesempurnaannya. Para malaikat telah diciptakan semata karena merindukan apa yang ada di sisi Allah, dan tidak diberi nafsu, sehingga mereka tidak pernah membangkang apa yang datang dari sisi-Nya.
            Sedangkan manusia diciptakan pada awal mulanya dalam keadaan layaknya binatang. Yang diciptakan pada dirinya hanyalah hawa nafsu makan yang memang sanagat dibutuhkan. Kemudian lama kelamaan muncul nafsu untuk beriman dan kepada hiasan. Kemudian muncul nafsu untuk menikah. Sementara ia belum memiliki kekuatan kesabaran. Jika akal bergerak dan menjadi kuat, maka tampaklah sumber-sumber cahaya puber pada usia puber, lalu berkembang seiring dengan perkembangannya memasuki usia baligh, sebagaimana muncul cahaya subuh yang kemudian disusul dengan terbitnya matahari yang tampak utuh.

Macam-macam Sabar:
Ketahuilah bahwa sabar itu mempunyai dua gambaran:
1.       Sabar yang bangkit dengan fisik.
Contohnaya adalah ketabahan memikul beban yang berat dengan badan, melakukan amalan-amalan yang berat dari berbagai macam ibadah atau lainnya.
2.       Sabar yang berkaitan dengan psikis dalam menghadapi hal-hal yang diminati tabiat nafsu. Gambaran kesabaran dalam menghadapi nafsu perut dan nafsu kemaluan disebut iffah (menjaga dari hal-hal yang hina). Sabar dalam peperangan disebut syaja’ah (keberanian). Sabar dalam menahan amarah disebut hilm (kemurahan hati). Sabar dalam dalam menghadapi kasusu yang mengguncangkan disebut sa’atu shadrin (lapang dada). Sabar dalam menyimpan sesuatu disebut kitmanu sirrin (menyembunyikan rahasia). Sabar dalam urusan kelebihan penghidupan disebut zuhud (menahan diri dari keduniaan). Sabar dalam menerima bagian yang sedikit disebut qanaa’ah (kepuasan).

Adab-adab Sabar:
Adab-adab kesabaran harus dipakai pada awal terjadinya goncangan, yang didasarkan kepada sabda Nabi saw.,
“Sabar itu hanya pada goncangan pertama.” (HR. Bukhori dan Muslim)
Di antara adab sabar ialah al-istirja’ saat ditimpa musibah, yaitu mengucapkan “Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Hal ini didasarkan kepada hadits Ummu Salamah r.a. yang ada dalam riwayat mMuslim.
Adab sabar yang lain ialah menenangkan anggota tubuh dan lidah serta boleh menangis. Sebagian orang bijak berkata. “Hai yang terguncang tidak bisa mengembalikan apa yang sudah lepas dari tangan. Tapi ringankanlah rasa kecewa.”
Diantara tanda sabar yang baik adalah tidak menampakkan pengaruh musibah terhadap orang yang terkena musibah, seperti yang dilakukan Ummu Sulaim, istri Abu Thalhah, tatkala anak mereka meninggal dunia. Cerita tentang Ummu Sulaim ini sudah masyhur di dalam “Shahih Muslim.”

Obat Sabar:
1.       Banyak berpuasa dan membatasi dengan sedikit makan.
2.       Memotong segala penyebab yang membangkitkan nafsu. Nafsu itu bisa menggelagak karena pandangan mata. Pandangan tentu dengan melibatkan mata, lalu hatilah yang menggerakkan nafsu.
3.       Menghibur jiwa dengan hal-hal yang mubah dari sesuatu yang pasti disenanginya, yaitu menikah. Segala sesuatu yang diharamkan dan disenangi tabiatnya, berubah menjadi yang pasti dibutuhkannya dalam hal-hal yang mubah.

SUMBER: Ibnu Qudamah, Minhajul Qasidin Jalan Orang-orang yang Mendapat Petunjuk, (Jakarta, Pustaka Al-Kautsar, 2013). hlm. 335-346.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar