BAB I
PENDAHULUAN
Pada era globalisasi ini, Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
semakin menuntut adanya upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil
IPTEK dalam kegiatan belajar mengajar. Para pendidik dituntut agar mampu
menggunakan media pembelajaran ataupun sarana belajar dengan baik dan tepat
sasaran, serta tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai
dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Dengan demikian, para pendidik harus
memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran.
Walaupun tujuan awal dari pendidikan itu sudah baik, akan tetapi jika tidak
didukung oleh media yang tepat, tujuan yang baik tersebut sangat sulit untuk
dapat tercapai dengan baik. Sebuah media dalam pembelajaran akan mempengaruhi
sampai tidaknya suatu informasi secara lengkap dan tepat sasaran,
serta mempengaruhi hasil akhir dari proses pembelajaran tersebut.
Pada zaman Nabi SAW sudah dikenal kegiatan belajar mengajar, sehingga kalau
kita melihat kembali pada zaman Nabi SAW, sebenarnya media pembelajaran itu
sendiri sudah ada dan sudah diaplikasikan oleh Rasulullah SAW. Beliau dalam
mengajarkan ilmu pengetahuan kepada sahabat-sahabatnya tidak lepas dari adanya
media sebagai sarana penyampaian materi ajaran agama Islam.
Berdasarkan keterangan di atas, dalam makalah ini akan dibahas mengenai
media pembelajaran yang sesuai dengan kondisi belajar berdasarkan hadits Nabi
Muhammad SAW dan aplikasinya dalam dunia pembelajaran.
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian media pembelajaran?
2. Bagaimana hadits tentang media pembelajaran,
sanad, makna mufradats, beserta artinya?
3. Bagaimana penjelasan hadits tentang
media pembelajaran dalam pendidikan?
4. Apa saja macam-macam media pembelajaran,
prinsip-prinsip media pembelajaran, serta mamfaat media pembelajaran?
Tujuan Penulisan
Adapaun
tujuan penulisan makalah ini, supaya kita dapat sama-sama memahami, mengetahui,
dan mempelajari terhadap apa yang dirumuskan tersebut, di atas.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Media
Kata “media”
berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium”, yang
secara harfiah memiliki arti “perantara” atau pengantar.[1] Menurut Association
For Education and Communication Technologi (AECH), media ialah segala
bentuk yang diprogramkan untuk suatu proses penyaluran informasi. Dan menurut
Education Association, media merupakan benda yang dimanipulasikan, dilihat,
didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan
baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program instruksional.[2] Sedangkan dalam
bahasa Arab, media adalah perantara ( وسا ئل) atau
pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.
Menurut Zakiah
Daradjat, media pendidikan atau pembelajaran adalah suatu benda yang dapat
diindrai, khususnya penglihatan dan pendengaran, baik yang terdapat di dalam
maupun di luar kelas, yang digunakan sebagai alat bantu penghubung (media
komunikasi) dalam proses interaksi belajar mengajar untuk meningkatkan
efektifitas hasil belajar siswa.[3] Sedangkan
menurut Asnawir dan Basyiruddin Usman dalam bukunya yang berjudul “media
pembelajaran” menjelaskan bahwa media merupakan sesuatu yang bersifat
menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien
(siswa) sehinga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya.[4]
Grlach dan Ely
(1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah
manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu
memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Secara lebih khusus, pengertian
media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat
grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun
kembali informasi visual atau verbal.[5]
Sehingga dapat
dipahami, bahwa media pembelajaran merupakan alat bantu atau sarana yang
dijadikan sebagai perantara komunikasi untuk menyampaikan pesan atau informasi berupa
ilmu pegetahuan dari berbagai sumber ke penerima pesan atau informasi, guna mencapai
tujuan pembelajaranyang
ingin di capai.
B.
Hadits Tentang Media Pembelajaran
حَدَّثَنَا
صَدَقَةُ بْنُ الْفَضْلِ: أَخْبَرَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيْدٍ، عَنْ سُفْيَانَ
قَالَ: حَدَّثَنِي أَبِيْ، عَنْ مُنْذِرٍ، عَنْ رَبِيْعٍ بْنِ خُثَيْمٍ، عَنْ
عَبْدِ الله رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: خَطَّ النَّبِيُّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَطًّا مُرَبَّعًا، وَخَطًّ خَطًّا فِي الْوَسَطِ
خَارِجًا مِنْهُ، وَخَطَّ خُطُطًا صِغَارًا إِلَى هَذَا الَّذِي فِي الْوَسَطِ
مِنْ جَانِبِهِ الَّذِيْ فِي الْوَسَطِ، وَقَالَ: (هَذَا الْإِنْسَانُ، وَهَذَا
أَجَلُهُ مُحِيْطٌ بِهِ - أَوْ: قَدْ أَحَاطَ بِهِ - وَهَذَا الَّذِيْ هُوَ
خَارِجُ أَمْلُهُ، وَهَذِهِ الْخُطَطُ الصِّغَارُ الْأَعْرَاضُ، فَإِنْ أَخْطَأَهُ
هَذَا نَهَشَهُ هَذَا، وَإِنْ أَخْطَأَهُ هَذَا نَهَشَهُ هَذَا).(رواه البخاري)
C.
Sanad Hadits
|
صَدَقَةُ
بْنُ الْفَضْلِ
|
|
سُفْيَانَ
|
|
يَحْيَى
بْنُ سَعِيْد
|
|
عَنْ
رَبِيْعٍ بْنِ خُثَيْمٍ
|
|
عَنْ
عَبْدِ الله رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
|
|
مُنْذِرٍ
|
|
عَنْ أَبه
|
D.
Mufradats
خَطًّا
= garis
مُرَبَّعًا
= persegi
empat
الْوَسَطِ
= tengah-tengah
مُحِيْطٌ
بِهِ = bakal menimpanya
أَمْلُهُ
= angan-angannya
الْأَعْرَاضُ
= berbagai cobaan dan musibah yang siap menghadangnya.
E.
Arti Hadits
“Telah
menceritakan pada kami Sodaqoh bin Fadhil, telah memberikan kabar kepadaku
Yahya bin Sa’id dari Sofyan, beliau bersabda: Telah menceritakan kepadaku bapak
ku dari Mundzir dari Robi’ bin Khusein dan Abdullah R.A, Beliau bersabda: Nabi
SAW pernah membuat garis (gambar) persegi empat dan membuat suatu garis lagi di
tengah-tengah sampai keluar dari batas(persegi empat), kemudian beliau membuat
banyak garis kecil yang mengarah ke garis tengah dari sisi-sisi garis tepi,
lalu beliau bersabda: Beginilah gambaran manusia. Garis persegi empat ini
adalah ajal yang pasti bakal menimpanya, sedang garis yang keluar ini adalah
angan-angannya, dan garis-garis kecil ini adalah berbagai cobaan dan musibah
yang siap menghadangnya. Jika ia terbebas dari cobaan yang satu, pasti akan
tertimpa cobaan lainnya,jika ia terbebas dari cobaan yang satunya
lagi, pasti akan tertimpa cobaan lainnya lagi. (HR.Imam Bukhori)[6]
F.
Penjelasan Hadits Tentang Media
Pembelajaran dalam Pendidikan
Nabi SAW menjelaskan garis lurus yang terdapat di dalam gambar adalah manusia, gambar
empat persegi yang melingkarinya adalah ajalnya, satu
garis lurus yang keluar melewati gambar merupakan harapan dan
angan-angannya sementara garis-garis kecil yang ada disekitar garis
lurus dalam gambar adalah musibah yang selalu menghadang
manusia dalam kehidupannya di dunia.
Dalam gambar ini Nabi SAW menjelaskan tentang hakikat kehidupan manusia
yang memiliki harapan, angan-angan dan cita-cita yang jauh ke depan untuk
menggapai segala yang ia inginkan di dalam kehidupan yang fana ini, dan ajal
yang mengelilinginya yang selalu mengintainya setiap saat sehingga membuat
manusia tidak mampu menghindar dari lingkaran ajalnya, sementara itu dalam
kehidupannya, manusia selalu menghadapi berbagai musibah yang mengancam eksistensinya,
jika ia dapat terhindar dari satu musibah, musibah lainnya siap menghadang dan
membinasakannya, artinya setiap manusia tidak mampu menduga atau menebak kapan
ajal akan menjemputnya.[7]
Secara tidak langsung Nabi SAW memberikan nasehat pada mereka untuk tidak
(sekedar melamun) berangan-angan panjang saja (tanpa realisasi), dan
mengajarkan pada mereka untuk mempersiapkan diri menghadapi kematian. Hadits ini
menunjukan kepada kita betapa Rasulullah SAW seorang pendidik yang sangat
memahami metode yang baik dalam menyampaikan pengetahuan kepada manusia, beliau
menjelaskan suatu informasi melalui gambar agar lebih mudah dipahami dan
diserap oleh akal dan jiwa.
Dari penjelasan mengenai isi kandungan hadits di
atas, dikisahkan tentang Rasulullah SAW menggunakan gambar, sebagai
penjelas dalam menyampaikan ajarannya kepada para sahabat-sahabatnya. Hal ini
berarti Rasulullah SAW menggunakan sarana tersebut untuk memberi gambaran
perumpamaan dan mempermudah dalam menyampaikan isi materi yang diajarkannya.
Jika kita korelasikan dengan dunia pendidikan, hadits-hadits tersebut berkaitan
dengan salah satu komponen dalam dunia pendidikan yakni media pembelajaran.
G.
Macam-macam Media Pembelajaran
Media dalam proses belajar dibedakan menjadi alat peraga dua dimensi dan
tiga dimensi serta alat peraga yang diproyeksi.
a. Alat peraga dua
dimensi dan tiga dimensi
Alat peraga dua
dimensi dan tiga dimensi antara lain dapat berupa bagan, grafik, poster, gambar
mati, peta datar, peta timbul, globe, dan lain sebagainya.
b. Alat peraga
yang diproyeksi
Media yang
diproyeksi adalah media yang menggunakan proyektor sehingga gambar nampak pada
layar. Media yang diproyeksi antara lain dapat berupa film, slide, dan
filmstrip.[8]
Berdasarkan sifat kebendaannya, media pembelajaran atau pendidikan
dibedakan menjadi dua, yakni:
1. Media
pendidikan yang bersifat benda
Menurut Zakiah Daradjat, alat pendidikan yang berupa benda adalah:
a. Media tulis
(Al-Qur’an, hadits, Tauhid, dll), jika kondisi belajar di dalam ruangan.
b. Benda-benda
alam (hewan, manusia, tumbuhan, dll),di Lingkungan.
c. Gambar-gambar
yang dirancang (grafik)
d. Gambar yang
diproyeksikan (vidio,dll)
e. Audio
recording (kaset,dll)
2. Media
pendidikan yang bukan benda, yakni:
a. Keteladanan
b. Perintah
atau Larangan
H.
Prinsip-Prinsip Pemilihan dan
Penggunaan Media Pembelajaran
Drs. Sudirman N. (1991) mengemukakan beberapa prinsip pemilihan media
pembelajaran yang dibaginya ke dalam tiga kategori.
1. Tujuan
Pemilihan
Memilih media
yang akan digunakan harus berdasarkan maksud dan tujuan pemilihan yang jelas.
Dan tujuan tersebut juga harus mempertimbangkan peserta didik yang menjadi
target pembelajaran, dalam arti harus disesuaikan dengan tingkat jenjang
pendidikan.
2. Karakteristik
Media Pembelajaran
Memahami
karakteristik berbagai media pembelajaran merupakan kemampuan dasar yang harus
dimiliki guru dalam kaitannya dengan ketrampilan pemilihan media pembelajaran.
Jika kurag memahami karakteristik media tersebut, guru akan dihadapkan pada
kesulitan dan cenderung bersikap spekulatif.
3. Alternatif
Pilihan
Dalam proses
belajar mengajar, dibutuhkan variasi yang beragam dalam menggunakan media
pembelajaran, sehingga ada alternatif pilihan dalam menggunakan media
pembelajaran.[10]
Pada zaman Nabi SAW, Media pembelajaran yang digunakan masih sederhana,
berbeda dengan Pembelajaran sekarang yang umumnya sudah
menggunakan media teknologi yang serba canggih. Akan tetapi media pembelajaran
yang diterapkan oleh Nabi SAW dapat dijadikan sebagai petunjuk dalam
pembelajaran masa sekarang. Apabila kita perhatikan dengan seksama, ternyata
media yang diterapkan Nabi SAW adalah sudah sesuai dengan kondisi belajar pada
saat itu, sehingga apa yang diajarkan oleh Nabi SAW menjadi tepat sasaran dan
lebih memahamkan. Begitu pula seharusnya, media pembelajaran pada saat ini
harus disesuaikan dengan kondisi belajar yang ada.
Selain harus sesuai dengan kondisi belajar, media pembelajaran juga harus
bisa menghasilkan interaksi yang padu antara guru dan murid. Bagi seorang Guru,
memandang media pendidikan sebagai alat bantu utama untuk menunjang
keberhasilan mengajar dan memperkembangkan metode-metode yang dipakainya. Bagi
Siswa, memandang media pendidikan sebagai suatu kebutuhan untuk meningkatkan
pengertian atau pemahamannya dalam rangka mencapai hasil belajar yang
diharapkan.[11]
I.
Manfaat Media Pembelajaran
Secara lebih luas, ada banyak manfaat yang diperoleh dari menggunakan media
pembelajaran dalam mengajar, diantaranya:
1.
Bahan pelajaran akan lebih jelas
maknanya, sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa
untuk menguasai tujuan pengajaran yang lebih baik.
2.
Metode mengajar akan lebih bervariasi,
tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru,
sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga dalam memberikan
materi pelajaran.
3.
Siswa lebih banyak melakukan kegiatan
belajar, sebab tidak hanya mendengarkan keterangan guru, tetapi juga melakukan
aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.
4.
Pengajaran akan lebih menarik perhatian
siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
5.
Memperjelas penyajian pesan agar tidak
terlalu bersifat verbalitas.
6.
Mengatasi keterbatasan ruang waktu dan
daya indera seperti: terlalu besar, terlalu kecil, gerak terlalu lambat, gerak
terlalu cepat, peristiwa masa lalu, kompleks, dan konsep yang terlalu luas.[12]
BAB
III
PENUTUP
a.
Kesimpulan
Media pembelajaran merupakan alat bantu atau sarana yang dijadikan sebagai
perantara komunikasi untuk menyampaikan pesan atau informasi berupa ilmu
pegetahuan dari berbagai sumber ke penerima pesan atau informasi guna mencapai tujuan
pembelajaran.
Rasulullah SAW menggunakan media pembelajaran gambar sebagai
penjelas dalam menyampaikan ajarannya kepada para sahabat-sahabatnya. Hal ini
berarti Rasulullah SAW menggunakan sarana-sarana tersebut untuk memberi
gambaran perumpamaan dan mempermudah dalam menyampaikan isi materi yang
diajarkannya.
Pada era globalisasi ini sudah dikenal berbagai macam media pembelajaran
modern yang pada intinya memiliki berbagai manfaat yang sama yakni untuk
mencapai tujuan awal dari pendidikan atau pembelajaran.
b.
Saran
Demikian
makalah tentang Hadits Media Pembelajaran dalam Pendidikan yang kami
paparkan, tentunya makalah ini jauh dari kesempurnaan baik secara sistimatika
penulisan maupun pembahasan tentang materi. Untuk itu saya harapkan kritikan
dan saran yang membangun untuk kedepannya kepada pembaca.
DAFTAR
PUSTAKA
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan
Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996)
Ahmad Sabri, Strategi Belajar
Mengajar dan Micro Teaching, (Ciputat: Quantum Teaching, 2005)
Zakiah Daradjat, Metode Khusus
Pengajaran Agama Islam, cet.ke-1, (Jakarta:Bumi Aksara, 1995)
Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media
Pembelajaran, (Jakarta Selatan: Ciputat Press, 2002)
Azhar Arsyad, Media
Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003)
Ibnu Hajar Atsqalani, Kitab
Fathul Bari Syarah Shahih al-Bukhari, Hadits ke-6054.
Abdul Fattah Abu Ghuddah,40 Metode
Pendidikan dan Pengajaran Rasulullah, (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2009)
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam,
cet 3, (Jakarta: kalam mulia, 2002)
Darwyn Syah, Perencanaan Sistem
Pengajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Gaung Persada Press,
2007)
[1]
Syaiful Bahri
Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996), h.
136.
[2]
Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar dan Micro
Teaching, (Ciputat:
Quantum Teaching, 2005), h. 112.
[3]
Zakiah
Daradjat, Metode Khusus Pengajaran Agama Islam, cet.ke-1, (Jakarta:Bumi Aksara,
1995), h. 226.
[4] Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media
Pembelajaran, (Jakarta Selatan: Ciputat Press, 2002), h. 11.
[7] Abdul Fattah Abu Ghuddah,40 Metode
Pendidikan dan Pengajaran Rasulullah, (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2009),
h. 131-132.
[12]
Darwyn Syah, Perencanaan Sistem Pengajaran
Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2007),
hlm 125-126.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar